Renungan
Sudahkah kita
berbuah ?
Ketika kita menanam
pohon buah-buahan, apakah yang kita harapkan? Tentu saja kita berharap pohon
itu akan bertumbuh dan berbuah lebat. Namun, jika setelah sekian lama
merawatnya, pohon itu hanya tumbuh lebat daunnya tetapi tidak ada buahnya sama
sekali padahal kita sudah bersusah payah merawatnya, menyiraminya dan memberi
pupuk setiap hari dalam waktu yang tidak singkat, tentunya akan membuat kita
sangat kecewa. Ini seperti pohon ara yang dibicarakan Yesus pada Lukas 13 ayat
7 “Sudah
tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak
menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan
percuma!”. Pohon yang tidak berbuah pasti akan mengecewakan pemiliknya.
Begitu juga dengan
kehidupan kita orang Kristen yang tidak berbuah. Yesus pun berkata dalam
Yohannes 15 ayat 2 : ”Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah,
dipotong-Nya”. Banyak dari
kita yang sudah bertahun-tahun jadi Kristen tetapi karakter hidupnya tetap saja
tidak berubah, tidak bertumbuh, kerdil alias masih kanak-kanak dalam rohani.
Dalam Ibrani 5 ayat 12-13 dikatakan : “Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut
waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan
asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan
makanan keras”. Bukankah ini seperti benih yang jatuh di pinggir jalan
lalu benih itu dimakan burung atau benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu
sehingga tidak bisa berakar, tumbuh sebentar dan akhinya kering atau mati. Atau
juga benih yang jatuh di tanah semak duri lalu terhimpit semak duri itu sendiri
dan akhirnya mati. Benih itu bercerita tentang Firman Tuhan. Kita banyak
mendengar Firman baik melalui khotbah para hamba Tuhan atau membaca renungan,
tapi Firman itu rasa-rasanya berlalu begitu saja. Apalagi kalau firman yang
disampaikan itu keras, kita langsung tersinggung dan marah terhadap hamba Tuhan
itu.
Alkitab menegaskan
bahwa untuk menghasilkan buah, ranting-rantingnya harus dibersihkan. Proses
pembersihan inilah yang disebut pembentukan, baik itu melalui teguran, ajaran
dan sebagainya dengan tujuan untuk mendisiplinkan kita, bukan untuk maksud
menyakiti tapi demi kebaikan kita. Yohannes 15 ayat 8 “Dalam hal inilah Bapa-Ku
dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah
murid-murid-Ku”. Hidup yang berbuah adalah kehendak Tuhan bagi orang
percaya. Itu sebagai tanda bahwa kita adalah murid-muridNya.
Bagaimana caranya
supaya kita berbuah? Dalam Yohannes 15 ayat 4 dikatakan “Tinggallah di dalam Aku dan Aku
di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku”. Untuk menegaskan hal ini kata
tinggal ditulis sampai sepuluh kali dalam 10 ayat pertama dalam Yohannes 15
ini. Tinggal di dalam Tuhan berarti taat melakukan Firman Nya. Ketaatan kita
melakukan Firman itu adalah buah-buah
roh. Inilah yang dinilai dunia, orang Kristen yang berbuah adalah yang hidupnya
jadi kesaksian baik bagi orang-orang di luar Tuhan. Kepada jemaat Filipi Rasul
Paulus berpesan dalam Filii 2 ayat 15” supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda,
sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang
bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka
seperti bintang-bintang di dunia,”.
Inilah tugas yang kita
emban sebagai seorang Kristen yaitu memiliki kehidupan yang bercahaya di tengah
dunia yang penuh kegelapan ini. Orang Kristen yang berbuah adalah orang Kristen
yang melayani Tuhan sesuai dengan talenta dan karunia yang diberikan Tuhan
kepadanya. Pengorbanan yang kita berikan kepada Tuhan adalah buah-buah yang
dapat memperlebar Kerajaan Allah di muka bumi ini. Tetapi banyak orang Kristen
yang enggan untuk terlibat dalam pelayanan karena harus berkorban dan memberi,
tidak punya waktu dan takut menggangu pekerjaan mereka. Itu yang mereka
hindari. Dalam Ibarani 6 ayat 10 mengatakan “Sebab Allah bukan tidak adil,
sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap
nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan
sampai sekarang”. Jadi jerih payah kita untuk melayani Tuhan, apapun
bentuknya tidak akan pernah sia-sia. Amin
Sumber : Youtube.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar