Kamis, 23 November 2017

Populasi dan sampel

Populasi dan sampel

A.           Pengertian populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang akan diteliti. Istilah subjek digunakan untuk menyatakan manusia (ibu hamil, ibu nifas, PUS, WUS, lansia, bayi, balita, petugas kesehatan, dan lain sebagainya). Istilah objek untuk menyatakan benda mati (air bersih, kebisingan, ventilasi dan lain sebagainya).
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel dilakukan untuk menghemat biaya, tenaga, waktu dan alasan ketelitian. Namun perlu diperhatikan agar pengambilan sampel sebaiknya representatif, artinya sampel yang akan diambil memang mewakili dari populasinya.

B.           Alasan pengambilan sampel
1.       Menghemat biaya
2.      Mempercepat proses pelaksanaan penelitian
3.      Menghemat tenaga
4.      Menghemat waktu
5.      Memperoleh hasil yang lebih akurat
6.      Memperluas ruang lingkup penelitian.



C.           Tehnik pengambilan sampel
Secara umum  pengambilan sampel ada 2 cara, yaitu :
1.              Probability sampling
Pengambilan sampel dimana seluruh populasi mempunyai peluang atau kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Pengambilan sampel ini dilakukan secara acak.
a.      Acak sederhana (simple random sampling)
Pengambilan sampel dengan cara acak sederhana, dapat dibedakan menjadi 2 cara yaitu :
*        Tehnik undian (lottery technique)
Misalnya populasi ada sebanyak 100 orang dan sampel sebanyak 80 orang, maka terlebih dahulu kita buat penomoran sampel di kertas sebanyak 1 sampai 100, kemudian masukkan penomoran tersebut ke dalam kotak undian. Selanjutnya kita lakukan penarikan nomor sampai sebanyak 80 kali.
*        Tabel bilangan random (random number)
Untuk memudahkan melakukan pengacakan pada sampel dengan jumlah besar, gunakanlah tabel bilangan random. Misalnya populasi sebanyak 300 dan sampel sebanyak 120 orang. Jatuhkan jarum pentul pada kertas tabel bilangan random, catatlah 3 bilangan terakhir kemudian urutkan bilangan lainnya sehingga diperoleh bilangan dengan  3 digit, bilangan yang digitnya diatas 300 kita abaikan. Lakukan seterusnya sehingga diperoleh sebanyak 120 bilangan (lihat tabel bilangan random).
b.      Acak sistematis (systematic random sampling)
Tenhik pengambilan sampel dengan cara mengurutkan bilangan tertentu atau kelipatan bilangan tersebut. Misalnya populasi sebanyak 100 orang, sampel yang akan diambil 20 orang, maka dapat diambil bilangan kelipatannya yaitu 100/20 = 5. Jadi, kita buat nomor undian 1-5, kemudian kita lakukan pengacakan. Jika seandainya angka yang kita dapat dari pengacakan adalah angka 2, maka angka selanjutnya dapat kita urutkan secara sistematis yaitu dengan menambahkan 5 untuk angka berikutnya. Sehingga didapat angka 2,7,12,17, ... dan seterusnya sampai diperoleh sebanyak 20.
c.       Acak bertingkat (stratified random sampling)
Tehnik pengambilan sampel pada populasi yang mempunyai kelas atau jenjang atau tingkatan. Misalnya dilakukan penelitian terhadap persepsi mahasiswa terhadap kinerja dosen di suatu program studi, dimana program studi tersebut mempunyai 3 tingkat, yaitu tingkat 1, tingkat 2 dan tingkat 3. Jika seadainya populasi ada sebanyak 120 orang, dimana tingkat 1 sebanyak 40 orang, tingkat 2 sebanyak 40 orang dan tingkat 3 sebanyak 40 orang. Besar sampel sebanyak 60 orang, maka dapat diambil sampel sebanyak 20 orang untuk setiap tingkatan.

d.      Sampel kelompok (cluster sampling)
Pengambilan sampel secara acak pada populasi yang berkelompok. Kelompok bisa merupakan unit geografis, misalnya suatu kecamatan terdiri dari 4 desa, yaitu desa A, desa B, desa C dan desa D. Jika yang dibutuhkan sebanyak 3 desa, maka dapat dilakukan/undian pengacakan terhadap 4 desa tersebut.
e.      Sampel wilayah bertingkat (multistage sampling)
Pengambilan sampel secara acak berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap/bertingkat. Penelitian ini biasanya dilakukan untuk skala besar, seperti provinsi, negara, atau benua, maupun skala internasional.  negara à  provinsi à kabupaten/kota à kecamatan à desa à lingkungan.
2.             Non probability sampling
Pengambilan sampel dimana tidak semua populasi mempunyai peluang atau kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.
a.      Purporsive sampling
Pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria atau syarat dibuat oleh peneliti. Misalnya penelitian terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin dimana peneliti menetapkan kriteria :
-       Ibu primipara
-       Bisa membaca dan menulis
b.      Quota sampling
Pengambilan sampel dengan cara menetapkan jatah atau quota tertentu.
c.       Accidental sampling
Pengambilan sampel yang kebetulan ada atau tersedia di lokasi penelitian pada saat peneliti melakukan pengumpulan data. Responden yang kebetulan ada di lokasi penelitian itulah yang diambil sebagai sampel penelitian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar