Komunikasi Efektif, dilengkapi contoh soal SKB CPNS
Penulis : Manotar Sinaga, M.Kes
Komunikasi efektif merupakan salah materi SKB pada ujian CPNS pada tahun 2024. Berikut adalah formasi jabatan yang mencantumkan materi komunikasi efektif sebagai materi ujian nya
1. Asisten Konselor Adiksi Terampil : Pengetahuan komunikasi efektif
2. Asisten Penata Anastesi Terampil : Peraturan terkait komunikasi efektif
3. Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama : Komunikasi efektif
4. Epidemiolog Kesehatan Ahli Terampil : Komunikasi efektif
5. Fasilitator Rehabilitasi : Komunikasi efektif
6. Konselor Adiksi Ahli Pertama : Pengetahuan komunikasi efektif di bidang P4GN
7. Operator Layanan Kesehatan : Pengertian dan ciri Komunikasi efektif pasien-petugas
8. Penata anastesi ahli pertama : Peraturan terkait komunikasi efektif
9. Penyuluh Agama Ahli Pertama - Penyuluh Agama Hindu : Menjelaskan dasar dasar komunikasi efektif.
10. Radiografer Terampil : Buku Teks komunikasi efektif dan efisien
11. Teknisi Transfusi darah terampil : Komunikasi Efektif.
Untuk lebih mendalami materi komunikasi efektif mari kita simak penjelasan berikut ini yang membahas tentang pengertian komunikasi efektif, berbagai metode komunikasi efektif, manfaat komunikasi efektif bagi ASN, peraturan terkait komunikasi efektif dan contoh soal SKB CPNS terkait materi ini. Selamat belajar.
A. Pengertian Komunikasi efektif
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menciptakan perubahan sikap pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Proses komunikasi efektif artinya proses dimana komunikator dan komunikan saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan. Komunikasi efektif merupakan proses komunikasi dimana komunikan mengerti apa yang telah disampaikan dan melakukan apa yang komunikator inginkan melalui pesan.
B. Berbagai metode Komunikasi Efektif
1. REACH
Ada lima prinsip komunikasi yang efektif, yang disingkat dengan REACH, yaitu Respect, Empathy, Audible, Clarity dan Humble. Lima prinsip komunikasi yang efektif itu adalah:
1) Respect (sikap menghargai)
Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang akan disampaikan. Respect berarti rasa hormat dan saling menghargai orang lain. Manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka dapat membangun kerjasama.
2) Empathy (kemampuan mendengar)
Komunikasi yang efektif mudah tercipta jika komunikator memiliki sikap empathy. Empathy adalah kemampuan seorang komunikator dalam memahami dan menempatkan dirinya pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama memiliki sikap empaty adalah kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Komunikasi dengan memahami dan mendengar orang lain dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan dalam membangun kerjasama dengan orang lain. Sikap empathy akan memampukan seseorang untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan menerimanya.
3) Audible (dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik)
Audible yaitu dapat didengar atau dimengerti dengan baik. Audible merupakan pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Penyampaian informasi agar mudah diterima dapat menggunakan media yang cocok, sehingga penerima pesan mengerti apa yang disampaikan oleh pemberi informasi atau komunikator.
4) Clarity
Clarity adalah kejelasan dari pesan sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran yang berlainan. Kesalahan penafsiran dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Clarity dapat diartikan sebagai keterbukaan dan tranparansi. Dengan mengembangkan sikap terbuka, maka dapat menimbulkan rasa percaya penerima pesan terhadap pemberi informasi.
5) Humble (rendah hati)
Humble adalah sikap rendah hati seseorang untuk membangun rasa saling menghargai. Prinsip kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Komunikasi untuk membangun rasa menghargai orang lain biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.
2. SBAR
Metode SBAR adalah kerangka komunikasi efektif yang digunakan tenaga kesehatan untuk menyampaikan informasi pasien secara jelas, singkat, dan terstruktur, terdiri dari empat komponen: Situation (Situasi), Background (Latar Belakang), Assessment (Asesmen), dan Recommendation (Rekomendasi). SBAR membantu memastikan tidak ada miskomunikasi, terutama saat serah terima pasien, pelaporan kondisi kritis, atau percakapan telepon antara profesional kesehatan.
Komponen SBAR
a. Situation (Situasi): Jelaskan masalah pasien atau situasi saat ini secara singkat. Ini termasuk identifikasi diri dan pasien, serta keluhan utama yang sedang dihadapi.
b. Background (Latar Belakang): Berikan informasi klinis yang relevan dengan situasi, seperti riwayat penyakit, data vital sign, atau hasil tes sebelumnya yang berkaitan dengan kondisi terkini.
c. Assessment (Asesmen): Sampaikan hasil analisis Anda mengenai kondisi pasien. Ini dapat berupa diagnosis sementara, apa yang Anda temukan, atau penilaian terhadap keadaan umum pasien berdasarkan data yang ada.
d. Recommendation (Rekomendasi): Usulkan tindakan atau rencana apa yang perlu dilakukan selanjutnya untuk menangani pasien. Ini bisa berupa saran tindakan, permintaan dukungan, atau rencana perawatan lanjutan.
Manfaat SBAR
a. Meningkatkan komunikasi: Memastikan semua pihak memiliki pemahaman yang sama mengenai kondisi pasien.
b. Mencegah kesalahan: Mengurangi risiko kesalahan dalam penyampaian informasi, terutama melalui telepon.
c. Efisiensi waktu: Memungkinkan penyampaian informasi yang cepat dan ringkas.
d. Meningkatkan keselamatan pasien: Membantu tim kesehatan dalam mengambil keputusan yang tepat dan cepat untuk meningkatkan keselamatan pasien.
3. Active Listening
Active listening adalah metode komunikasi efektif yang melibatkan pendengar untuk memberikan perhatian penuh, fokus, dan pemahaman yang mendalam terhadap pembicara, baik secara verbal maupun non-verbal. Teknik ini lebih dari sekadar mendengar kata-kata, melainkan juga menangkap makna, emosi, dan pesan tersirat, serta merespons dengan cara yang menunjukkan bahwa pesan telah dipahami dengan benar.
Langkah-langkah active listening
a. Berikan perhatian penuh: Hilangkan gangguan seperti ponsel atau laptop untuk fokus pada pembicara.
b. Tunjukkan keterlibatan: Gunakan bahasa tubuh seperti kontak mata, mengangguk, dan menunjukkan empati untuk memberi sinyal bahwa Anda terlibat.
c. Jangan menyela: Biarkan pembicara menyelesaikan kalimat atau gagasannya sebelum Anda merespons.
d. Parafrase: Ulangi kembali pesan pembicara dengan kata-kata Anda sendiri untuk memastikan pemahaman yang benar. Contoh: "Jadi, maksud Anda adalah...".
e. Ajukan pertanyaan klarifikasi: Ajukan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan mengklarifikasi informasi yang samar.
f. Tunjukkan empati: Cobalah memahami perasaan dan sudut pandang pembicara untuk membangun hubungan yang lebih kuat.
Manfaat active listening
a. Memastikan kedua belah pihak merasa didengar dan dipahami.
b. Membangun kepercayaan dan hubungan yang lebih kuat.
Mengurangi konflik dan kesalahpahaman.
c. Meningkatkan efektivitas komunikasi secara keseluruhan.
d. Membantu memecahkan masalah dengan lebih baik dengan memahami secara menyeluruh semua sudut pandang.
4. Non verbal communication
Metode komunikasi nonverbal efektif mencakup kontak mata, ekspresi wajah, bahasa tubuh, gestur dan sentuhan, serta intonasi suara. Untuk melakukannya, perhatikan ekspresi wajah yang sesuai, gunakan bahasa tubuh yang terbuka seperti postur yang tegak, dan lakukan kontak mata yang sopan untuk menunjukkan minat dan kepercayaan diri. Pastikan juga penampilan Anda profesional sesuai konteks agar pesan yang disampaikan konsisten dengan kata-kata verbal.
Metode komunikasi nonverbal yang efektif
a. Kontak mata: Menjaga kontak mata yang tepat menunjukkan perhatian dan minat terhadap lawan bicara. Hindari kontak mata terlalu lama yang terkesan mengintimidasi atau terlalu cepat yang bisa menunjukkan ketidaknyamanan.
b. Ekspresi wajah: Gunakan ekspresi wajah untuk memperkuat pesan verbal dan menunjukkan emosi yang sesuai, seperti tersenyum saat merasa senang atau memasang wajah serius saat menyampaikan informasi penting.
c. Bahasa tubuh: Postur tubuh terbuka, seperti mencondongkan tubuh sedikit ke depan saat berbicara, dapat menunjukkan keterlibatan dan keterbukaan. Sebaliknya, menyilangkan tangan bisa menimbulkan kesan defensif.
d. Gestur dan sentuhan: Gunakan gerakan tangan secukupnya untuk menekankan poin penting, tetapi hindari gerakan yang berlebihan. Sentuhan yang tepat, seperti jabat tangan yang kuat atau tepukan di bahu, dapat menyampaikan kehangatan dan dukungan, tetapi sesuaikan dengan konteks budaya dan hubungan interpersonal.
e. Penampilan dan kedekatan: Jaga penampilan yang profesional dan rapi. Jarak antar pembicara juga penting; sesuaikan jarak untuk menunjukkan tingkat formalitas atau keakraban yang tepat.
f. Intonasi suara: Perhatikan nada suara Anda. Intonasi yang bervariasi dapat membantu menjaga audiens tetap terlibat dan menekankan poin-poin penting.
5. The 7 C's communication
Metode komunikasi efektif The 7 C's adalah sebuah kerangka kerja yang berisi tujuh prinsip penting untuk memastikan setiap pesan yang disampaikan menjadi jelas, ringkas, dan dapat dipahami oleh penerima. Mengaplikasikan prinsip-prinsip ini dapat meningkatkan kredibilitas dan membangun hubungan yang lebih kuat dalam komunikasi, baik lisan maupun tulisan.
Berikut adalah penjelasan ketujuh prinsip The 7 C's:
1). Clear (Jelas)
Tujuan: Pastikan tujuan dan pesan utama yang ingin disampaikan sangat jelas dan tidak ambigu.
Penerapan: Hindari jargon atau bahasa yang terlalu rumit. Fokus pada satu gagasan utama dalam satu waktu untuk memudahkan audiens memahami poin yang disampaikan.
Contoh: Daripada mengatakan, "Kita perlu meningkatkan metrik konversi," lebih baik katakan, "Kita perlu menambah jumlah pengunjung yang melakukan pembelian di situs web kita."
2). Concise (Ringkas)
Tujuan: Sampaikan pesan dengan singkat dan padat, tanpa kata-kata atau kalimat yang tidak perlu.
Penerapan: Gunakan kalimat yang sederhana dan langsung ke intinya. Hilangkan pengulangan informasi yang sama.
Contoh: Daripada menulis, "Saya menulis surat ini untuk memberi tahu Anda bahwa perusahaan akan mengadakan rapat pada hari Jumat," lebih baik tulis, "Akan ada rapat perusahaan pada hari Jumat."
3). Concrete (Konkret)
Tujuan: Gunakan fakta, angka, dan detail yang spesifik agar pesan menjadi lebih jelas dan meyakinkan.
Penerapan: Hindari pernyataan yang terlalu umum atau samar. Berikan data atau contoh nyata untuk mendukung ide Anda.
Contoh: Daripada mengatakan, "Penjualan kita meningkat tajam," lebih baik sampaikan, "Penjualan kita meningkat 20% pada kuartal terakhir."
4). Correct (Benar)
Tujuan: Pastikan semua informasi yang disampaikan akurat, bebas dari kesalahan tata bahasa, ejaan, dan faktual.
Penerapan: Lakukan pemeriksaan ulang pada pesan Anda. Kesalahan kecil pun bisa merusak kredibilitas.
Contoh: Pastikan nama, tanggal, dan angka yang disebutkan dalam laporan sudah benar sebelum dikirimkan.
5). Coherent (Koheren/Lengkap)
Tujuan: Susun semua ide dan poin dengan logis dan terstruktur.
Penerapan: Pastikan setiap kalimat dan paragraf saling berhubungan secara masuk akal dan mengalir dengan baik. Pesan yang koheren lebih mudah diproses dan dipahami.
Contoh: Ketika memberikan presentasi, ikuti alur yang teratur mulai dari pengantar, isi, hingga kesimpulan.
6). Complete (Lengkap)
Tujuan: Berikan semua informasi yang diperlukan oleh audiens agar mereka dapat mengambil tindakan atau keputusan yang tepat.
Penerapan: Pertimbangkan semua pertanyaan yang mungkin muncul dari audiens dan jawablah secara proaktif dalam pesan Anda. Lengkapi pesan dengan konteks yang relevan.
Contoh: Saat mengundang rekan kerja ke suatu acara, sertakan informasi lengkap seperti tempat, waktu, agenda, dan persyaratan pakaian.
7). Courteous (Sopan)
Tujuan: Sampaikan pesan dengan nada yang sopan, ramah, dan penuh hormat.
Penerapan: Hindari kata-kata yang kasar, bernada menyerang, atau menuduh. Tunjukkan empati dan pertimbangkan sudut pandang audiens.
Contoh: Gunakan kalimat seperti "Mohon maaf," "Terima kasih," atau "Bisakah Anda membantu saya?" untuk menunjukkan etika yang baik.
6. Feedback loop
Metode komunikasi efektif feedback loop adalah siklus komunikasi dua arah yang berkelanjutan untuk perbaikan terus-menerus, yang meliputi langkah mengumpulkan masukan, menganalisisnya, mengambil tindakan, dan menindaklanjuti untuk menutup siklus. Tujuannya adalah membangun dialog yang berkelanjutan, memastikan wawasan didengar dan ditangani, serta meningkatkan kinerja, produk, atau layanan.
Langkah-langkah metode feedback loop yang efektif
a. Kumpulkan feedback :
Gunakan berbagai saluran seperti survei, review produk, wawancara, interaksi customer service, atau media sosial.
Ciptakan lingkungan yang aman dan mendorong masukan konstruktif dari semua pihak.
Untuk memastikan kejujuran, pertimbangkan penggunaan platform anonim untuk feedback internal.
b. Akui feedback :
Sampaikan apresiasi atau konfirmasi bahwa feedback telah diterima dan dihargai, baik secara langsung maupun melalui pemberitahuan publik.
c. Analisis feedback :
Tinjau dan analisis masukan yang terkumpul untuk mengidentifikasi pola, masalah utama, dan peluang perbaikan.
Fokuskan analisis pada perilaku dan dampak, bukan pada kepribadian.
d. Ambil tindakan:
Gunakan wawasan dari analisis untuk mengimplementasikan perbaikan, perubahan, atau inovasi.
Tentukan langkah konkret yang akan diambil berdasarkan masukan yang diterima.
e. Tindaklanjuti dengan pengguna:
Informasikan kepada orang yang memberikan feedback tentang tindakan yang telah diambil. Ini adalah langkah krusial untuk menutup siklus dan membangun kepercayaan.
Menunjukkan kemampuan untuk menindaklanjuti akan membuat orang lebih percaya dan mau memberikan masukan lagi di masa mendatang.
7. Cognitive Behavioral Technique (CBT)
Metode komunikasi efektif dalam pendekatan Cognitive Behavioral Technique (CBT)pendekatan Cognitive berfokus pada hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mengatasi pola pikir negatif yang menghambat komunikasi. Teknik ini bertujuan mengubah interpretasi irasional terhadap suatu situasi menjadi respons yang lebih realistis dan adaptif, sehingga menghasilkan interaksi yang lebih sehat.
Berikut adalah metode komunikasi efektif yang didasarkan pada prinsip CBT:
1. Restrukturisasi kognitif
Restrukturisasi kognitif adalah proses mengenali dan mengubah pikiran negatif atau tidak akurat yang muncul saat berkomunikasi.
Identifikasi pikiran otomatis: Sadari pikiran-pikiran spontan yang muncul sebelum, selama, atau setelah interaksi. Contohnya, "Dia pasti bosan mendengarku," atau "Apa yang kukatakan tidak penting."
Tantang keyakinan negatif: Setelah mengidentifikasi pikiran tersebut, tanyakan buktinya. Pikirkan perspektif alternatif yang lebih realistis. Misalnya, alih-alih berasumsi orang lain bosan, pertimbangkan bahwa mereka mungkin hanya sedang berpikir.
Ganti dengan pikiran yang adaptif: Ubah pikiran negatif menjadi pernyataan yang lebih netral atau positif. Contohnya, ganti "Dia tidak peduli" dengan "Aku akan menyampaikan pendapatku dengan jelas, terlepas dari reaksinya."
2. Latihan asertivitas
Asertivitas adalah kemampuan untuk menyampaikan kebutuhan, keinginan, dan perasaan secara jujur, langsung, dan dengan cara yang menghormati orang lain.
Teknik melatih asertivitas:
Gunakan pernyataan "Saya" untuk mengungkapkan perasaan atau kebutuhan Anda. Contoh: "Saya merasa diabaikan ketika pembicaraan saya dipotong" lebih efektif daripada "Kamu selalu memotong pembicaraan orang".
Berlatih menolak permintaan tanpa rasa bersalah.
Melakukan role-playing atau bermain peran dalam situasi komunikasi yang sulit untuk mempraktikkan keterampilan ini di lingkungan yang aman.
3. Mendengarkan secara aktif (Active listening)
Mendengarkan aktif berarti memberikan perhatian penuh kepada lawan bicara untuk memahami pesan dan perspektifnya.
Fokus penuh: Singkirkan gangguan dan perhatikan apa yang dikatakan lawan bicara.
Parafrase: Ulangi kembali poin-poin penting yang Anda dengar untuk memastikan pemahaman yang benar. Contoh: "Jadi, kalau saya tangkap, Anda merasa kecewa karena...".
Validasi perasaan: Akui perasaan orang lain untuk menunjukkan empati dan membangun kepercayaan. Contoh: "Saya bisa mengerti mengapa Anda merasa frustrasi tentang itu."
4. Latihan self-talk
Self-talk adalah percakapan internal dengan diri sendiri. Dengan CBT, individu diajarkan untuk mengubah self-talk negatif yang memicu kecemasan komunikasi menjadi self-talk yang lebih mendukung.
Identifikasi percakapan internal negatif: Kenali ketika Anda mengatakan hal-hal seperti "Aku pasti akan mengacau" atau "Mereka akan menganggapku bodoh."
Ganti dengan afirmasi positif: Ganti pikiran negatif tersebut dengan pernyataan yang membangun rasa percaya diri. Contohnya, "Aku mampu menyampaikan pendapatku dengan jelas".
5. Praktik dan penetapan tujuan
CBT menekankan pentingnya mempraktikkan keterampilan baru dalam kehidupan sehari-hari untuk memperkuat perubahan kognitif dan perilaku.
Tetapkan tujuan komunikasi: Mulailah dengan tujuan yang kecil dan spesifik, seperti "Saya akan menyuarakan satu ide dalam rapat hari ini."
Lakukan evaluasi diri: Setelah berinteraksi, luangkan waktu untuk merefleksikan bagaimana Anda melakukannya. Pertimbangkan apa yang berjalan dengan baik dan apa yang bisa diperbaiki di lain waktu, tanpa mengkritik diri sendiri secara berlebihan.
Dengan mengintegrasikan teknik-teknik CBT ini, individu dapat mengatasi hambatan komunikasi yang dipengaruhi oleh pikiran negatif dan membangun interaksi yang lebih efektif dan sehat.
C. Manfaat komunikasi efektif bagi ASN
Memahami komunikasi efektif sangat penting bagi ASN karena dapat meningkatkan kinerja organisasi, kualitas pelayanan publik, dan hubungan kerja yang baik. Komunikasi yang efektif memungkinkan koordinasi antar unit kerja, penyampaian informasi yang jelas kepada masyarakat, dan pencegahan kesalahpahaman serta konflik di lingkungan kerja.
Manfaat komunikasi efektif bagi ASN
a. Meningkatkan kinerja organisasi: Informasi penting tersampaikan dengan jelas dan tepat waktu, memastikan semua anggota memahami tugas dan tanggung jawab mereka, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi kerja.
b. Meningkatkan pelayanan publik: ASN dapat lebih memahami kebutuhan masyarakat, memberikan penjelasan yang akurat, merespons keluhan dengan cepat, dan membangun kepercayaan publik.
c. Membangun hubungan kerja yang baik: Meminimalkan potensi konflik antar pegawai dan meningkatkan kerja sama tim melalui komunikasi yang harmonis dan jelas.
d. Mempercepat penyelesaian pekerjaan: Koordinasi yang lancar antarunit kerja dan penyelesaian masalah dapat dipercepat dengan adanya komunikasi yang efektif.
Meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas: Komunikasi yang efektif membangun kepercayaan dengan rekan kerja, atasan, dan masyarakat, serta meningkatkan kredibilitas institusi.
D. Peraturan terkait komunikasi efektif
Tidak ada satu peraturan tunggal yang secara khusus mengatur tentang "komunikasi efektif". Sebaliknya, prinsip-prinsip komunikasi yang efektif diatur oleh berbagai undang-undang, etika profesi, dan aturan perilaku di berbagai konteks yang berbeda. Hukum dan peraturan ini berfokus pada akuntabilitas, transparansi, perlindungan hak, dan etika, yang pada dasarnya membentuk kerangka bagi komunikasi yang efektif.
Berikut adalah beberapa peraturan dan kerangka hukum yang relevan dengan komunikasi yang efektif:
1. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
Perlindungan konsumen: UU ITE melindungi konsumen dari komunikasi yang menyesatkan atau merugikan dalam transaksi elektronik. Komunikasi bisnis yang efektif dalam konteks e-commerce harus mematuhi aturan ini.
Tanggung jawab penyampaian informasi: UU ITE mengatur tentang pertanggungjawaban penyebar informasi secara elektronik. Komunikasi yang efektif harus didasarkan pada kejujuran, kejelasan, dan tidak menyesatkan, karena konten yang melanggar dapat memiliki konsekuensi hukum.
2. Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK)
Hak konsumen: Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memastikan komunikasi yang jelas dan transparan antara pelaku usaha dan konsumen.
Ganti rugi: Pasal 19 UUPK mewajibkan pelaku usaha untuk bertanggung jawab atas kerugian yang diderita konsumen. Ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang jujur, terutama terkait kualitas produk dan layanan, untuk menghindari perselisihan.
Prinsip perlindungan konsumen: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengeluarkan peraturan yang menekankan komunikasi efektif dengan konsumen, seperti prinsip transparansi, perlakuan yang adil, serta kerahasiaan dan keamanan data.
3. Peraturan dan Etika Komunikasi Publik
Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik: Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 mewajibkan instansi pemerintah untuk menyediakan informasi publik secara akurat, cepat, dan transparan. Komunikasi yang efektif dalam konteks ini berarti menyediakan informasi yang mudah diakses dan dipahami publik.
Etika dalam pelayanan publik: Etika komunikasi diatur dalam peraturan seperti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) Nomor 28 Tahun 2011, yang membahas pentingnya hubungan baik antara instansi pemerintah, media, dan publik.
4. Peraturan Komunikasi di Lingkungan Kerja
Etika komunikasi internal: Banyak perusahaan dan instansi memiliki aturan internal atau etika profesi yang memandu komunikasi formal dan informal. Komunikasi yang efektif di tempat kerja mencakup mendengarkan secara aktif, memberikan umpan balik konstruktif, dan bersikap transparan.
Kode etik profesi: Berbagai profesi, seperti jurnalis atau humas, memiliki kode etik yang mengatur bagaimana mereka harus berkomunikasi dengan publik dan pihak lain secara efektif dan bertanggung jawab.
5. Etika Komunikasi Digital
Sikap bijak bermedia sosial: Etika komunikasi juga mencakup penggunaan media sosial yang bijaksana, seperti tidak menyebarkan informasi pribadi secara berlebihan.
Etika berkomunikasi melalui aplikasi pesan: Penting untuk memperhatikan waktu, memperkenalkan diri dengan jelas, dan menggunakan bahasa yang baik dan sopan saat berkomunikasi melalui aplikasi pesan.
E. Contoh soal SKB CPNS
1. Seorang ASN yang bekerja di Instansi Kesehatan sedang melakukan wawancara dengan pasien untuk mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan mereka. Apa prinsip utama yang harus diterapkan selama wawancara agar komunikasi efektif?
a. Menggunakan istilah medis yang kompleks
b. Mengabaikan perasaan pasien
c. Menciptakan suasana yang nyaman dan terbuka
d. Menyampaikan informasi secara sepihak
e. Menghindari pertanyaan yang sulit.
Pembahasan:
a. Salah, penggunaan istilah medis yang kompleks dapat membingungkan pasien.
b. Salah, mengabaikan perasaan pasien dapat menghambat komunikasi.
c. Benar, menciptakan suasana yang nyaman danbterbuka adalah kunci komunikasi yang efektif.
d. Salah, komunikasi harus bersifat dua arah.
e. Salah, pertanyaan yang sulit sering kali penting untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Kunci Jawaban: C.
2. Pegawai Kantor Kecamatan mengucapkan terimakasih atas
keikutsertaaan masyarakat ke acara Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak
Pihak Kecamatan. Metode komunikasi efektif yang dilakukan petugas tersebut
adalah
a. Respect
b. Emphaty
c. audible
d. Clarity
e. Humble
Pembahasan
Respect adalah sikap menghargai atau menghormati setiap individu yang
akan menjadi sasaran pesan yang di sampaikan.
Emphaty adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi
atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain
Audible adalah pesan yang disampaikan dalam komunikasi harus mampu
didengarkan dan dimengerti dengan mudah.
Clarity adalah kejelasan dari isi pesan supaya tidak menimbulkan multi
interpretasi
Humble adalah rendah hati dengan memberikan kesempatan kepada orang
lain untuk berbicara terlebih dahulu serta menjadi pendengar yang baik..
Jawaban : A
3. Petugas Konselor Adiksi di Pusat Rehabilitasi Narkoba sedang menggali riwayat penyakit dan pengobatan sebelumnya, riwayat alergi, hasil laboratorium, hasil rontgent,
pengobatan dan intervensi medis yang telah dilakukan kepada seorang pecandu narkoba. Komunikasi Efektif
Metode SBAR tersebut adalah
A. Specific
B. Situation
C. Background
D. Assesment
E. Recomendation
Pembahasan
Situation : menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada pasien.
Backgroud : menggali informasi latar belakang klinis yang menyebabkan
keluhan pasien.
Assesment : Penilaian/pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini.
Recomendation : tindak lanjut untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
Jawaban : C
4. Seorang epidemiolog kesehatan mengadakan sosialisasi mengenai vaksinasi di sebuah daerah pedesaan. Sebagian besar masyarakat di daerah tersebut menolak vaksinasi karena banyaknya informasi palsu yang mereka terima dari media sosial. Selama sesi tanya jawab, beberapa warga secara terbuka menyatakan ketidakpercayaannya terhadap vaksin dan bahkan menantang validitas data epidemiologis yang dipresentasikan. Langkah komunikasi yang paling efektif yang dapat dilakukan oleh epidemiolog untuk membangun kepercayaan dan meluruskan kesalahpahaman adalah?
a. Menyampaikan lebih banyak data dan statistik secara terperinci untuk membuktikan validitas informasi.
b. Mengabaikan warga yang menentang dan fokus pada warga yang sudah mendukung vaksinasi.
c. Mengajak tokoh masyarakat atau pemuka agama yang dihormati untuk turut serta dalam sosialisasi dan mendukung informasi kesehatan yang disampaikan.
d. Menegur warga yang menentang dengan tegas untuk menghentikan penyebaran
informasi yang salah.
e. Mengundang pakar vaksinasi dari luar negeri untuk memberikan wawasan dan
penjelasan lebih lanjut.
Pembahasan:
Membangun kepercayaan di komunitas yang skeptis terhadap vaksinasi membutuhkan pendekatan yang lebih sosial dan budaya. Dengan melibatkan tokoh masyarakat atau pemuka agama, epidemiolog dapat memanfaatkan figur yang dihormati untuk menyampaikan pesan yang benar. Ini lebih efektif dalam membangun kepercayaan dan memerangi
misinformasi daripada hanya menggunakan data statistik atau otoritas
kesehatan.
Jawaban: c.
5. Petugas operator layanan kesehatan mendapatkan laporan bahwa beredar pesan di media sosial yang menyatakan bahwa masker tidak efektif dalam mencegah penularan penyakit menular. Banyak warga yang percaya dengan informasi ini dan mulai tidak menggunakan masker. Tindakan paling efektif yang dapat diambil oleh petugas untuk mengatasi
informasi yang salah adalah?
a. Membuat pernyataan resmi dan menyebarkannya melalui akun media sosial pemerintah.
b. Mengabaikan pesan tersebut karena akan hilang dengan sendirinya.
c. Membuat video edukatif yang menjelaskan cara kerja masker dan menyebarkannya di platform media sosial yang sama.
d. Menggunakan media tradisional seperti televisi dan radio untuk memberikan
klarifikasi.
e. Melaporkan informasi palsu tersebut ke pihak berwenang dan menunggu tindakan
lebih lanjut.
Pembahasan:
Menyebarkan konten edukatif yang menarik dan mudah dipahami di platform yang sama di mana informasi yang salah tersebut beredar adalah strategi yang efektif. Video edukatif yang menekankan fakta ilmiah dapat membantu meredam informasi yang salah dengan cara yang
lebih interaktif dan menjangkau audiens yang sama.
Jawaban: c.
Jika sahabat membutuhkan e-book SKB CPNS silahkan hubungi kami.
Email : manotar.sinaga@gmail.com
YouTube: Manotar Sinaga MKes
Tiktok : Manotar Sinaga M.Kes
atau sahabat dapat membeli langsung e-booknya di google play book dengan penulis : Manotar Sinaga.