Senin, 22 Januari 2018

Penelitian Kesehatan

Penelitian kesehatan

            Hillwas Tyrus dalam bukunya Introduction to Research menyatakan bahwa penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau mencarai bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah tersebut, yang dilakukan secara hati-hati sehingga diperoleh pemecahannya.
            Penelitian kesehatan berorientasi pada masalah-masalah yang timbul di bidang kesehatan/kedokteran dan sistem kesehatan. Kesehatan itu sendiri terdiri dari dua sub bidang pokok, yakni yang pertama, kesehatan individu yang sedang mengalami masalah kesehatan atau sakit, serta berorientasikan klinis/pengobatan dan rehabilitasi, yang biasanya disebut kedokteran. Sub bidang yang kedua, beroritentasi pada kesehatan kelompok atau masyarakat yang sehat agar tetap sehat, dan bersifat pencegahan atau peningkatan yang disebut kesehatan masyarakat (public health). Sub bidang kesehatan masyarakat ini pun terdiri dari berbagai komponen, seperti epidemiologi, pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, administrasi kesehatan masyarakat, gizi masyarakat dan lain sebagainya. Kedua sub bidang kesehatan ini masing-masing mempunyai gejala dan masalah yang berbeda yang memerlukan penelitian.



            Secara makro, kesehatan merupakan sub sistem dari sistem sosial budaya yang tidak terlepas dari sub sistem yang lain seperti pendidikan, ekonomi, politik dan sebagainya. Hal ini merupakan sarana penelitian kesehatan. Dengan demikian penelitian kesehatan dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam bidang kesehatan baik kuratif dan rehabilitasi (kedokteran) maupun preventif  dan promotif (kesehatan masyarakat), serta masalah-masalah yang berkaitan dengannya ; dengan mencari bukti yang muncul, dan dilakukan melalui langkah-langkah tertentu yang bersifat ilmiah, sistematis dan logis.

Tujuan Penelitian Kesehatan
a.             Menemukan atau menguji fakta baru maupun fakta lama sehubungan dengan bidang kesehatan atau kedokteran
b.             Mengadakan analisis terhadap hubungan atau interaksi antara fakta-fakta yang ditemukan dalam bidang kesehatan atau kedokteran
c.              Menjelaskan tentang fakta yang ditemukan serta hubungannya dengan teori-teori yang ada
d.             Mengembangkan alat, teori atau konsep baru dalam bidang kesehatan/kedokteran yang memungkinkan bagi peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya, dan peningkatan kesejahteraan umat manusia umumnya


Tujuan penelitian kesehatan lainnya adalah :
1.         Untuk menemukan teori, konsep dan atau generalisasi baru tentang kesehatan atau kedokteran.
2.        Untuk memperbaiki atau modifikasi teori, sistem atau program pelayanan kesehatan/kedokteran
3.        Untuk memperkokoh teori, konsep, sistem atau generalisasi yang sudah ada.

Manfaat Penelitian Kesehatan
1.         Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau status kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat.
2.        Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumber daya dan kemungkinan sumbernya tersebut guna mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan
3.        Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah kesehatan, atau kegagalan-kegagalan yang terjadi di dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian akan memudahkan pencarian alternatif pemecahan-pemecahan masalah tersebut
4.        Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan kesehatan kesehatan.

5.        Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam pembiyaan, peralatan, ketenagakerjaan, baik secara kuantitas maupun secara kualitas guna mendukung sistem kesehatan.

Metode imiah

Metode Ilmiah

            Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah. Menurut Almack (1939) membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Kriteria Metode Ilmiah :
1.         Berdasarkan fakta
Informasi atau keterangan yang diperoleh harus berdasarkan fakta, bukan berdasarkan pemikiran sendiri atau dugaan.
2.        Bebas dari prasangka
Penggunaan fakta berdasarkan bukti yang lengkap dan objektif, bebas dari pertimbangan subjektif dan prasangka.
3.        Menggunakan prinsip analisis
Fakta-fakta yang diperoleh harus dicari sebab akibatnya.
4.        Menggunakan hipotesis
Hipotesis memandu jalan pikiran ke arah tujuan yang hendak dicapai.
5.        Menggunakan ukuran objektif
Pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data harus menggunakan ukuran yang objektif.
6.        Menggunakan tehnik kuantifikasi
Langkah-langkah Melakukan Penelitian
(langkah-langkah metode ilmiah)
            Secara umum penelitian dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.        Identifikasi dan perumusan masalah
Penelitian diawali dengan adanya masalah, selanjutnya dilakukan perumusan masalah.
b.        Menetapkan tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang ingin diketahui dari penelitian tersebut.
c.         Studi Literatur
Diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang konsep-konsep yang mendasari suatu penelitian.
d.        Merumuskan kerangka konsep penelitian
Kerangkan konsep merupakan kerangkan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti.
e.        Merumuskan hipotesis
Hipotesis penelitian akan memberikan arah dan tujuan penelitian
f.          Merumuskan metode penelitian
Metode penelitian merupakan tata cara melakukan penelitian, dimulai dari pemilihan jenis atau rancangan penelitian, pemilihan populasi atau sampel, perancangan alat pengumpulan data dan rencana analisa data.
g.        Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan metode atau alat pengumpulan data.
h.       Mengolah dan menganalisa data
Setelah data terkumpul maka akan dilakukan pengolahan dan analisa data baik secara manual maupun komputerisasi
i.          Membuat laporan penelitian

Membuat laporan penelitian sama halnya dengan menyajikan data dalam bentuk tulisan/texstular, tabel maupun grafik.

Berbagai cara memperoleh pengetahuan

Berbagai cara memperoleh pengetahuan

            Dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1.         Cara non ilmiah
Merupakan cara kuno atau cara tradisional, dengan cara :
a.      Trial and error (cara coba salah)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat.
Metode ini telah digunakan dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
b.      Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Saalah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak acetone dan karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka ekstrak acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keseokan harinya ketika ingin meneruskan percobaannya, ternyata ekstrak acetone yang disimpan di dalam kulkas tersebut timbul kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease.
Contoh lain dari cerita dari mulut ke mulut adalah ditemukannya kina sebagai obat penyembuhan penyakit malaria. Konon, ditemukannya kina sebagai obat malaria adalah secara kebetulan oleh seorang penderita malaria yang ingin mengembara. Pada suatu hari ketika sedang mengembara di hutan dia kehausan dan minum air parit yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali. Anehnya, sejak minum air yang pahit tersebut penyakit malarianya tidak kambuh. Akhirnya ia melakukan penyelidikan ke sepanjang parit itu dan ditemukannya pohon kina yang tumbuh terendam di dalam parit tersebut. Akhirnya ia berkesimpulan kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria.
c.       Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tardisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Misalnya mengapa harus ada upacara turun tanah pada bayi, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum jamu, mengapa anak tidak boleh makan telur dan sebagainya.
Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin masyarakat baik format maupun infromal. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
Orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan empiris maupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah sudah benar.
d.      Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengetahuan merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Seorang penduduk desa yang menderita demam dapat sembuh karena minum air daun pepaya, akan mengulangi lagi cara itu pada waktu ia atau anggota keluarganya menderita demam. Bahkan orang tersebut mungkin akan menyebarluaskan pengetahuannya kepada para tetangganya. Pengalaman orang lain menunjukkan bahwa demam tersebut dapat sembuh setelah minum obat puyer yang dibeli di warung, atau dengan cara dikeroki.
e.      Cara akal sehat
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Orangtua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasih orangtuanya atau agar anaknya disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata, sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f.        Kebenaran melalui Wahyu
Ajaran atau dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para nabi. Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
g.      Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

h.     Jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya.
i.        Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris  yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi itu beranjakdari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret ke hal-hal yang abstrak.
Misalnya, dari hasil pengamatan bahwa masing-masing atau tiap-tiap anak yang lahir prematur perkembangannya terlambat. Jadi kesimpulannya, semua anak yang lahir prematur perkembangannya lambat.



j.        Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322) mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk di dalam kelas ini.
Silogisme sebagai bentuk berpikir deduksi yang teratur terdiri dari tiga pernyataan atau proposisi, yaitu pernyataan utama disebut premis mayor. Pernyataan kedua yang sifatnya lebih khusus daripada pernyataan pertama disebut premis minor. Sedangkan pernyataan ketiga yang merupakan kesimpulannya, disebut konklusi atau konsekuen.
Contoh :
Semua anak yang status gizinya baik, cerdas (premis mayor)
Ruli status gizinya baik (premis minor)
Jadi Ruli adalah anak yang cerdas (konklusi)




2.        Cara ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology). Cara ini mula mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626). Ia adalah seorang tokoh yang mengembangkan metode berpikir induktif. Mula-mula ia mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan. Kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan akhirnya dibuat kesimpulan umum. Kemudian metode berpikir induktif yang dikembangkan oleh Bacon ini dilanjutkan oleh Deobold Van Dallen. Ia mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua  fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya.

Berdasarkan hasil pencatatan ini kemudian ditetapkan ciri-ciri atau unsur-unsur yang pasti ada pada suatu gejala. Selanjutnya hal tersebut dijadikan dasar pengambilan kesimpulan atau generalisasi. Prinsip-prinsip umum yang dikembangkan oleh Bacon ini kemudian dijadikan dasar untuk mengembangkan metode penelitian yang lebih praktis. Selanjutnya diadakan penggabungan antara proses berpikir deduktif induktif verifikatif seperti yang dilakukan oleh Newton dan Galileo. Akhirnya lahir suatu cara melakukan penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah (scientific research method).

Pengetahuan, ilmu, filsafat, metode ilmiah dan sarana berpikir ilmiah

Pengetahuan dan Ilmu
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu manusia. Pengetahuan itu diperoleh dari proses pengideraan. Kita tahu buah jeruk berwarna kuning tentunya dari hasil penglihatan. Pengetahuan sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa itu perawat, apa itu obat, apa itu nierbeken, dan sebagainya.
Ilmu (science)
Ilmu dapat dikatakan sebagai pengetahuan. Namun, pengetahuan belum tentu dapat dikatakan sebagai ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode pengkajian yang sistematis dan mendapat pengakuan secara universal.
Ilmu akan menjawab pertanyaan “why” dan “how”, misalnya mengapa perawat diberi gaji, mengapa antipiretik bisa menurunkan demam, mengapa nierbeken bentuknya bengkok seperti ginjal
Makna ilmu :
1.         Secara luas : merupakan seluruh pengetahuan ilmiah sebagai suatu kesatuan.
2.        Khusus : merupakan masing-masing pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok masalah tertentu. Misalnya : toksikologi, parasitologi, anatomi, dan sebagainya.




Syarat pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu :
a.        Memiliki objek kajian
b.        Memiliki metode pendekatan
c.         Disusun secara sistematis
d.        Bersifat universal (mendapat pengakuan secara umum)

Ilmu dan Filsafat
Filsafat berasal dari kata “filo” artinya cinta atau menyenangi dan ‘sofia” artinya bijaksana. Jadi filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan. Lingkup kajiannya filsafat tidak hanya terbatas pada fakta-fakta saja, tetapi juga sampai jauh di luar fakta, sampai kemampuan logika manusia.
Ilmu mengkaji kebenaran dengan bukti logika atau jalan pikiran manusia. Dengan perkataan lain, batas kajian ilmu adalah fakta, sedangkan batas kajian filsafat adalah logika atau daya pikir manusia.
Ilmu menjawab atas pertanyaan “why” dan “how” sedangkan filsafat menjawab pertanyaan “why and why and why” dan seterusnya sampai jawaban paling akhir yang dapat diberikan oleh pikiran atau akal budi manusia.
Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu terdapat tahap peralihan, dimana bidang pengkajian filsafat menjadi lebih sempit, tidak lagi menyeluruh, tetapi sektoral. Namun masih berdasarkan norma-norma filsafat.  Selanjutnya ilmu menyatakan dirinya otonom dari konsep-konsep filsafat dan bertumpu sepenuhnya pada hakekat alam sebagaimana adanya. Pada akhirnya ilmu didasarkan atas penemuan-penemuan.
Dalam menyusun teori-teori ilmu pengetahuan tentang alam dan isinya, manusia tidak lagi menggunakan metode normatif deduktif, tetapi kombinasi antara deduktif dan induktif. Selanjutnya proses ini dikenal sebagai “Metoda deducto hipotetico verivikatif” dan metode ini dipakai sebagai dasar pengembangan metode ilmiah yang dikenal dengan metode penelitian. Metode ilmiah inilah yang akan menghasilkan ilmu.
Deduktif : konsep berpikir dari hal-hal yang bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus.
Induktif : konsep berpikir dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifat umum.
August Comte (1798-1857) membagi 3 tingkat perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu :
1.         Tahap religius
Menyatakan bahwa azas religilah yang menjadi postulat atau dalil ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi atau penjabaran dari ajaran religi (deducto).
2.        Tahap metafisik
Orang mulai berspekulasi atau berasumsi atau membuat hipotesis tentang metafisika (keberadaan) wujud yang menjadi objek penelaahan yang terbahas dari dogma religi dan mengembangkan sistem pengetahuan berdasakan postulat metafisika tersebut (hipotetico).
3.        Tahap ilmiah
Azas-azas yang dipergunakan diuji secara positif dalam proses verivikasi yang objektif (verifikatif).





Proses perkembangan ilmu pengetahuan
DEDUKSI
:
Berdasarkan pengalaman-pengalaman atau teori-teori atau dogma-dogma yang bersifat umum dilakukan dugaan atau hipotesis
HIPOTESIS
:
Dugaan yang ditarik berdasarkan teori-teori, dogma-dogma, atau pengalaman-pengalaman
VERIVIKATIF
:
Proses pembuktian untuk hipotesis-hipotesis melalui penelitian
INDUKSI
:
Hasil penelitian tersebut disusun ke dalam suatu teori yang umum





Ilmu dan penelitian
Ilmu adalah suatu pengetahuan yang terurai secara sistematis dan terorganisasi, mempunyai metoda dan bersifat universal.
Penelitian adalah suatu upaya penyelidikan yang hati-hati dan secara teratur terhadap suatu objek tertentu untuk memperoleh suatu kebenaran atau bukti kebenaran.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan dalam menyusun suatu pengetahuan yang sistematis dan untuk mencapai sifat yang universal, ilmu memerlukan metode tertentu yang disebut “penelitian”.
Menurut Almack (1930) hubungan ilmu dan penelitian ini sebagai “hasil” dan proses. Penelitian adalah prosesnya dan ilmu adalah hasil dari proses tersebut.
Sedangkan menurut Whitney (1960) menyatakan bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Hal ini dapat diterima karena ilmu itu tidak statis, tetapi berkembang dan dalam perkembangan ilmu selalu mengikuti suatu proses dan proses ini adalah penelitian.
Jadi  penelitian pada prinsipnya adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kebenaran empiris.




Landasan Ilmu
1.         Landasan ontologis
Merupakan objek yang ditelaah ilmu. Ilmu harus mempunyai objek telaah yang jelas.
2.        Landasan epistemologi
Cara yang dipergunakan untuk mengkaji atau menelaah objek sehingga ilmu tersebut diperoleh.
3.        Landasan aksiologi
Berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam kehidupan manusia.

Sarana berpikir ilmiah :
1.         Bahasa
Merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah, dan untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
2.        Logika
Diperlukan untuk melakukan penalaran ilmiah
3.        Matematika
Berperan dalam berpikir induktif
4.        Statistika

Berperan dalam berpikir deduktif