YESUS IS MY GOD, ST.B.SINAGA, BA IS MY FATHER, DOSMARIANA LIMBONG IS MY WIFE, LETARE AIPRIL SINAGA IS MY DAUGHER
Rabu, 31 Januari 2018
Senin, 22 Januari 2018
Penelitian Kesehatan
Penelitian kesehatan
Hillwas Tyrus dalam bukunya
Introduction to Research menyatakan bahwa penelitian adalah suatu cara untuk
memahami sesuatu melalui penyelidikan atau mencarai bukti-bukti yang muncul
sehubungan dengan masalah tersebut, yang dilakukan secara hati-hati sehingga
diperoleh pemecahannya.
Penelitian kesehatan berorientasi
pada masalah-masalah yang timbul di bidang kesehatan/kedokteran dan sistem
kesehatan. Kesehatan itu sendiri terdiri dari dua sub bidang pokok, yakni yang
pertama, kesehatan individu yang sedang mengalami masalah kesehatan atau sakit,
serta berorientasikan klinis/pengobatan dan rehabilitasi, yang biasanya disebut
kedokteran. Sub bidang yang kedua, beroritentasi pada kesehatan kelompok atau
masyarakat yang sehat agar tetap sehat, dan bersifat pencegahan atau
peningkatan yang disebut kesehatan masyarakat (public health). Sub bidang kesehatan
masyarakat ini pun terdiri dari berbagai komponen, seperti epidemiologi,
pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, administrasi kesehatan masyarakat,
gizi masyarakat dan lain sebagainya. Kedua sub bidang kesehatan ini
masing-masing mempunyai gejala dan masalah yang berbeda yang memerlukan
penelitian.
Secara makro, kesehatan merupakan sub
sistem dari sistem sosial budaya yang tidak terlepas dari sub sistem yang lain
seperti pendidikan, ekonomi, politik dan sebagainya. Hal ini merupakan sarana
penelitian kesehatan. Dengan demikian penelitian kesehatan dapat diartikan
sebagai upaya untuk memahami permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
bidang kesehatan baik kuratif dan rehabilitasi (kedokteran) maupun
preventif dan promotif (kesehatan
masyarakat), serta masalah-masalah yang berkaitan dengannya ; dengan mencari
bukti yang muncul, dan dilakukan melalui langkah-langkah tertentu yang bersifat
ilmiah, sistematis dan logis.
Tujuan Penelitian Kesehatan
a.
Menemukan atau menguji fakta baru
maupun fakta lama sehubungan dengan bidang kesehatan atau kedokteran
b.
Mengadakan analisis terhadap
hubungan atau interaksi antara fakta-fakta yang ditemukan dalam bidang
kesehatan atau kedokteran
c.
Menjelaskan tentang fakta yang
ditemukan serta hubungannya dengan teori-teori yang ada
d.
Mengembangkan alat, teori atau
konsep baru dalam bidang kesehatan/kedokteran yang memungkinkan bagi
peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya, dan peningkatan kesejahteraan umat
manusia umumnya
Tujuan penelitian kesehatan lainnya adalah :
1.
Untuk menemukan teori, konsep dan
atau generalisasi baru tentang kesehatan atau kedokteran.
2.
Untuk memperbaiki atau modifikasi
teori, sistem atau program pelayanan kesehatan/kedokteran
3.
Untuk memperkokoh teori, konsep,
sistem atau generalisasi yang sudah ada.
Manfaat Penelitian Kesehatan
1.
Hasil penelitian dapat digunakan
untuk menggambarkan tentang keadaan atau status kesehatan individu, kelompok
maupun masyarakat.
2.
Hasil penelitian kesehatan dapat
digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumber daya dan kemungkinan sumbernya
tersebut guna mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan
3.
Hasil penelitian kesehatan dapat
dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah kesehatan, atau
kegagalan-kegagalan yang terjadi di dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan
demikian akan memudahkan pencarian alternatif pemecahan-pemecahan masalah
tersebut
4.
Hasil penelitian kesehatan dapat
dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam menyusun strategi
pengembangan sistem pelayanan kesehatan kesehatan.
5.
Hasil penelitian kesehatan dapat
melukiskan kemampuan dalam pembiyaan, peralatan, ketenagakerjaan, baik secara
kuantitas maupun secara kualitas guna mendukung sistem kesehatan.
Metode imiah
Metode Ilmiah
Metode penelitian sebagai suatu cara
untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada
dasarnya menggunakan metode ilmiah. Menurut Almack (1939) membuat batasan bahwa
metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Kriteria Metode Ilmiah :
1.
Berdasarkan fakta
Informasi atau keterangan yang
diperoleh harus berdasarkan fakta, bukan berdasarkan pemikiran sendiri atau
dugaan.
2.
Bebas dari prasangka
Penggunaan fakta berdasarkan
bukti yang lengkap dan objektif, bebas dari pertimbangan subjektif dan
prasangka.
3.
Menggunakan prinsip analisis
Fakta-fakta yang diperoleh harus
dicari sebab akibatnya.
4.
Menggunakan hipotesis
Hipotesis memandu jalan pikiran
ke arah tujuan yang hendak dicapai.
5.
Menggunakan ukuran objektif
Pelaksanaan penelitian atau
pengumpulan data harus menggunakan ukuran yang objektif.
6.
Menggunakan tehnik kuantifikasi
Langkah-langkah
Melakukan Penelitian
(langkah-langkah metode ilmiah)
Secara umum penelitian dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Identifikasi dan perumusan masalah
Penelitian diawali dengan adanya masalah, selanjutnya
dilakukan perumusan masalah.
b.
Menetapkan tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang ingin
diketahui dari penelitian tersebut.
c.
Studi Literatur
Diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang
konsep-konsep yang mendasari suatu penelitian.
d.
Merumuskan kerangka konsep penelitian
Kerangkan konsep merupakan kerangkan hubungan antara
variabel-variabel yang akan diteliti.
e.
Merumuskan hipotesis
Hipotesis penelitian akan memberikan arah dan tujuan
penelitian
f.
Merumuskan metode penelitian
Metode penelitian merupakan tata cara melakukan
penelitian, dimulai dari pemilihan jenis atau rancangan penelitian, pemilihan
populasi atau sampel, perancangan alat pengumpulan data dan rencana analisa
data.
g.
Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan metode atau
alat pengumpulan data.
h.
Mengolah dan menganalisa data
Setelah data terkumpul maka akan dilakukan pengolahan
dan analisa data baik secara manual maupun komputerisasi
i.
Membuat laporan penelitian
Membuat laporan penelitian sama halnya dengan
menyajikan data dalam bentuk tulisan/texstular, tabel maupun grafik.
Berbagai cara memperoleh pengetahuan
Berbagai cara memperoleh pengetahuan
Dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1.
Cara non ilmiah
Merupakan cara kuno atau cara
tradisional, dengan cara :
a.
Trial and error (cara coba salah)
Cara
coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba
kemungkinan keempat.
Metode
ini telah digunakan dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai
masalah. Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan, terutama
oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu yang tepat
dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
b.
Secara kebetulan
Penemuan
kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang
bersangkutan. Saalah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada
tahun 1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak acetone dan
karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka ekstrak acetone tersebut disimpan
di dalam kulkas. Keseokan harinya ketika ingin meneruskan percobaannya,
ternyata ekstrak acetone yang disimpan di dalam kulkas tersebut timbul
kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease.
Contoh
lain dari cerita dari mulut ke mulut adalah ditemukannya kina sebagai obat
penyembuhan penyakit malaria. Konon, ditemukannya kina sebagai obat malaria
adalah secara kebetulan oleh seorang penderita malaria yang ingin mengembara.
Pada suatu hari ketika sedang mengembara di hutan dia kehausan dan minum air
parit yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali. Anehnya, sejak minum air
yang pahit tersebut penyakit malarianya tidak kambuh. Akhirnya ia melakukan
penyelidikan ke sepanjang parit itu dan ditemukannya pohon kina yang tumbuh
terendam di dalam parit tersebut. Akhirnya ia berkesimpulan kulit kayu kina
dapat dijadikan obat malaria.
c.
Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tardisi
yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan
tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun
temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Misalnya mengapa harus ada
upacara turun tanah pada bayi, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum
jamu, mengapa anak tidak boleh makan telur dan sebagainya.
Kebiasaan-kebiasaan
ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber
pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin masyarakat baik format maupun
infromal. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada
pemegang otoritas yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi
otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau
ilmuwan.
Orang
lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,
tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan
empiris maupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang
yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah
sudah benar.
d.
Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman
merupakan sumber pengetahuan atau pengetahuan merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Seorang penduduk desa yang menderita demam
dapat sembuh karena minum air daun pepaya, akan mengulangi lagi cara itu pada
waktu ia atau anggota keluarganya menderita demam. Bahkan orang tersebut mungkin
akan menyebarluaskan pengetahuannya kepada para tetangganya. Pengalaman orang
lain menunjukkan bahwa demam tersebut dapat sembuh setelah minum obat puyer
yang dibeli di warung, atau dengan cara dikeroki.
e.
Cara akal sehat
Akal
sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.
Orangtua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasih orangtuanya atau agar
anaknya disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,
misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata, sampai sekarang berkembang
menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah metode (meskipun bukan yang
paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman (reward and
punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan
anak dalam konteks pendidikan.
f.
Kebenaran melalui Wahyu
Ajaran
atau dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para
nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama
yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
Sebab kebenaran ini diterima oleh para nabi. Nabi adalah sebagai wahyu dan
bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
g.
Kebenaran secara intuitif
Kebenaran
secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar
kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang
diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini
diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati
saja.
h.
Jalan pikiran
Sejalan
dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut
berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya.
i.
Induksi
Induksi
adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan
khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi
pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian
disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami
suatu gejala. Karena proses berpikir induksi itu beranjakdari hasil pengamatan
indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari
hal-hal yang konkret ke hal-hal yang abstrak.
Misalnya,
dari hasil pengamatan bahwa masing-masing atau tiap-tiap anak yang lahir
prematur perkembangannya terlambat. Jadi kesimpulannya, semua anak yang lahir
prematur perkembangannya lambat.
j.
Deduksi
Deduksi
adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.
Aristoteles (384-322) mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu
cara yang disebut “silogisme”. Silogisme merupakan suatu bentuk deduksi yang
memungkinkan seseorang dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. Di dalam
proses deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas
tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada
setiap yang termasuk di dalam kelas ini.
Silogisme
sebagai bentuk berpikir deduksi yang teratur terdiri dari tiga pernyataan atau
proposisi, yaitu pernyataan utama disebut premis mayor. Pernyataan kedua yang
sifatnya lebih khusus daripada pernyataan pertama disebut premis minor.
Sedangkan pernyataan ketiga yang merupakan kesimpulannya, disebut konklusi atau
konsekuen.
Contoh
:
Semua
anak yang status gizinya baik, cerdas (premis mayor)
Ruli
status gizinya baik (premis minor)
Jadi
Ruli adalah anak yang cerdas (konklusi)
2.
Cara ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research
methodology). Cara ini mula mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626).
Ia adalah seorang tokoh yang mengembangkan metode berpikir induktif. Mula-mula
ia mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan.
Kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan
akhirnya dibuat kesimpulan umum. Kemudian metode berpikir induktif yang
dikembangkan oleh Bacon ini dilanjutkan oleh Deobold Van Dallen. Ia mengadakan
observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang
diamatinya.
Berdasarkan hasil pencatatan ini kemudian ditetapkan
ciri-ciri atau unsur-unsur yang pasti ada pada suatu gejala. Selanjutnya hal
tersebut dijadikan dasar pengambilan kesimpulan atau generalisasi.
Prinsip-prinsip umum yang dikembangkan oleh Bacon ini kemudian dijadikan dasar
untuk mengembangkan metode penelitian yang lebih praktis. Selanjutnya diadakan
penggabungan antara proses berpikir deduktif induktif verifikatif seperti yang
dilakukan oleh Newton dan Galileo. Akhirnya lahir suatu cara melakukan
penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah (scientific research
method).
Pengetahuan, ilmu, filsafat, metode ilmiah dan sarana berpikir ilmiah
Pengetahuan dan Ilmu
Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu manusia.
Pengetahuan itu diperoleh dari proses pengideraan. Kita tahu buah jeruk
berwarna kuning tentunya dari hasil penglihatan. Pengetahuan sekedar
menjawab pertanyaan “what”, misalnya
apa itu perawat, apa itu obat, apa itu nierbeken, dan sebagainya.
Ilmu (science)
Ilmu
dapat dikatakan sebagai pengetahuan. Namun, pengetahuan belum tentu dapat
dikatakan sebagai ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai sasaran
tertentu, mempunyai metode pengkajian
yang sistematis dan mendapat
pengakuan secara universal.
Ilmu
akan menjawab pertanyaan “why” dan “how”, misalnya mengapa perawat diberi
gaji, mengapa antipiretik bisa menurunkan demam, mengapa nierbeken bentuknya
bengkok seperti ginjal
Makna ilmu :
1.
Secara luas : merupakan seluruh pengetahuan ilmiah sebagai suatu kesatuan.
2.
Khusus : merupakan masing-masing
pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok masalah tertentu. Misalnya : toksikologi, parasitologi, anatomi, dan sebagainya.
Syarat pengetahuan
dapat dikatakan sebagai
ilmu :
a.
Memiliki
objek kajian
b.
Memiliki metode pendekatan
c.
Disusun secara sistematis
d.
Bersifat universal (mendapat
pengakuan secara umum)
Ilmu dan Filsafat
Filsafat
berasal dari kata “filo” artinya
cinta atau menyenangi dan ‘sofia”
artinya bijaksana. Jadi filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan. Lingkup kajiannya filsafat tidak hanya terbatas pada fakta-fakta saja, tetapi juga sampai jauh di luar fakta, sampai kemampuan logika
manusia.
Ilmu
mengkaji kebenaran dengan bukti logika atau jalan pikiran manusia. Dengan
perkataan lain, batas kajian ilmu adalah fakta, sedangkan batas kajian filsafat
adalah logika atau daya pikir manusia.
Ilmu
menjawab atas pertanyaan “why”
dan “how” sedangkan filsafat menjawab
pertanyaan “why and why and why” dan seterusnya sampai jawaban paling akhir
yang dapat diberikan oleh pikiran atau akal budi manusia.
Dalam perkembangan
filsafat menjadi ilmu terdapat tahap peralihan, dimana bidang pengkajian
filsafat menjadi lebih sempit, tidak lagi menyeluruh, tetapi sektoral. Namun
masih berdasarkan norma-norma filsafat.
Selanjutnya ilmu menyatakan dirinya otonom dari konsep-konsep filsafat
dan bertumpu sepenuhnya pada hakekat alam sebagaimana adanya. Pada akhirnya
ilmu didasarkan atas penemuan-penemuan.
Dalam menyusun
teori-teori ilmu pengetahuan tentang alam dan isinya, manusia tidak lagi
menggunakan metode normatif deduktif, tetapi kombinasi antara deduktif dan
induktif. Selanjutnya proses ini dikenal sebagai “Metoda deducto hipotetico
verivikatif” dan metode ini dipakai sebagai dasar pengembangan metode ilmiah
yang dikenal dengan metode penelitian. Metode ilmiah inilah yang akan
menghasilkan ilmu.
Deduktif : konsep
berpikir dari hal-hal yang bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus.
Induktif : konsep
berpikir dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifat umum.
August Comte (1798-1857)
membagi 3 tingkat perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu :
1.
Tahap religius
Menyatakan bahwa azas religilah
yang menjadi postulat atau dalil ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi atau
penjabaran dari ajaran religi (deducto).
2.
Tahap metafisik
Orang mulai berspekulasi atau
berasumsi atau membuat hipotesis tentang metafisika (keberadaan) wujud yang
menjadi objek penelaahan yang terbahas dari dogma religi dan mengembangkan
sistem pengetahuan berdasakan postulat metafisika tersebut (hipotetico).
3.
Tahap ilmiah
Azas-azas yang dipergunakan diuji
secara positif dalam proses verivikasi yang objektif (verifikatif).
Proses perkembangan
ilmu pengetahuan
DEDUKSI
|
:
|
Berdasarkan pengalaman-pengalaman atau teori-teori atau
dogma-dogma yang bersifat umum dilakukan dugaan atau hipotesis
|
HIPOTESIS
|
:
|
Dugaan yang ditarik berdasarkan teori-teori,
dogma-dogma, atau pengalaman-pengalaman
|
VERIVIKATIF
|
:
|
Proses pembuktian untuk hipotesis-hipotesis melalui
penelitian
|
INDUKSI
|
:
|
Hasil penelitian tersebut disusun ke dalam suatu teori
yang umum
|
Ilmu dan penelitian
Ilmu adalah suatu
pengetahuan yang terurai secara sistematis dan terorganisasi, mempunyai metoda
dan bersifat universal.
Penelitian adalah
suatu upaya penyelidikan yang hati-hati dan secara teratur terhadap suatu objek
tertentu untuk memperoleh suatu kebenaran atau bukti kebenaran.
Dengan demikian, dapat
diambil kesimpulan dalam menyusun suatu pengetahuan yang sistematis dan untuk
mencapai sifat yang universal, ilmu memerlukan metode tertentu yang disebut “penelitian”.
Menurut Almack (1930)
hubungan ilmu dan penelitian ini sebagai “hasil” dan proses. Penelitian adalah
prosesnya dan ilmu adalah hasil dari proses tersebut.
Sedangkan menurut
Whitney (1960) menyatakan bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses,
hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Hal ini dapat diterima
karena ilmu itu tidak statis, tetapi berkembang dan dalam perkembangan ilmu
selalu mengikuti suatu proses dan proses ini adalah penelitian.
Jadi penelitian pada prinsipnya adalah metode yang
digunakan untuk memperoleh kebenaran empiris.
Landasan Ilmu
1.
Landasan ontologis
Merupakan objek yang ditelaah
ilmu. Ilmu harus mempunyai objek telaah yang jelas.
2.
Landasan epistemologi
Cara yang dipergunakan untuk
mengkaji atau menelaah objek sehingga ilmu tersebut diperoleh.
3.
Landasan aksiologi
Berhubungan dengan penggunaan
ilmu tersebut dalam kehidupan manusia.
Sarana berpikir ilmiah :
1.
Bahasa
Merupakan alat komunikasi verbal
yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah, dan untuk menyampaikan jalan
pikiran tersebut kepada orang lain.
2.
Logika
Diperlukan untuk melakukan
penalaran ilmiah
3.
Matematika
Berperan dalam berpikir induktif
4.
Statistika
Berperan dalam berpikir deduktif
Langganan:
Postingan (Atom)