Senin, 22 Januari 2018

Pengetahuan, ilmu, filsafat, metode ilmiah dan sarana berpikir ilmiah

Pengetahuan dan Ilmu
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu manusia. Pengetahuan itu diperoleh dari proses pengideraan. Kita tahu buah jeruk berwarna kuning tentunya dari hasil penglihatan. Pengetahuan sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa itu perawat, apa itu obat, apa itu nierbeken, dan sebagainya.
Ilmu (science)
Ilmu dapat dikatakan sebagai pengetahuan. Namun, pengetahuan belum tentu dapat dikatakan sebagai ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode pengkajian yang sistematis dan mendapat pengakuan secara universal.
Ilmu akan menjawab pertanyaan “why” dan “how”, misalnya mengapa perawat diberi gaji, mengapa antipiretik bisa menurunkan demam, mengapa nierbeken bentuknya bengkok seperti ginjal
Makna ilmu :
1.         Secara luas : merupakan seluruh pengetahuan ilmiah sebagai suatu kesatuan.
2.        Khusus : merupakan masing-masing pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok masalah tertentu. Misalnya : toksikologi, parasitologi, anatomi, dan sebagainya.




Syarat pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu :
a.        Memiliki objek kajian
b.        Memiliki metode pendekatan
c.         Disusun secara sistematis
d.        Bersifat universal (mendapat pengakuan secara umum)

Ilmu dan Filsafat
Filsafat berasal dari kata “filo” artinya cinta atau menyenangi dan ‘sofia” artinya bijaksana. Jadi filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan. Lingkup kajiannya filsafat tidak hanya terbatas pada fakta-fakta saja, tetapi juga sampai jauh di luar fakta, sampai kemampuan logika manusia.
Ilmu mengkaji kebenaran dengan bukti logika atau jalan pikiran manusia. Dengan perkataan lain, batas kajian ilmu adalah fakta, sedangkan batas kajian filsafat adalah logika atau daya pikir manusia.
Ilmu menjawab atas pertanyaan “why” dan “how” sedangkan filsafat menjawab pertanyaan “why and why and why” dan seterusnya sampai jawaban paling akhir yang dapat diberikan oleh pikiran atau akal budi manusia.
Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu terdapat tahap peralihan, dimana bidang pengkajian filsafat menjadi lebih sempit, tidak lagi menyeluruh, tetapi sektoral. Namun masih berdasarkan norma-norma filsafat.  Selanjutnya ilmu menyatakan dirinya otonom dari konsep-konsep filsafat dan bertumpu sepenuhnya pada hakekat alam sebagaimana adanya. Pada akhirnya ilmu didasarkan atas penemuan-penemuan.
Dalam menyusun teori-teori ilmu pengetahuan tentang alam dan isinya, manusia tidak lagi menggunakan metode normatif deduktif, tetapi kombinasi antara deduktif dan induktif. Selanjutnya proses ini dikenal sebagai “Metoda deducto hipotetico verivikatif” dan metode ini dipakai sebagai dasar pengembangan metode ilmiah yang dikenal dengan metode penelitian. Metode ilmiah inilah yang akan menghasilkan ilmu.
Deduktif : konsep berpikir dari hal-hal yang bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus.
Induktif : konsep berpikir dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifat umum.
August Comte (1798-1857) membagi 3 tingkat perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu :
1.         Tahap religius
Menyatakan bahwa azas religilah yang menjadi postulat atau dalil ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi atau penjabaran dari ajaran religi (deducto).
2.        Tahap metafisik
Orang mulai berspekulasi atau berasumsi atau membuat hipotesis tentang metafisika (keberadaan) wujud yang menjadi objek penelaahan yang terbahas dari dogma religi dan mengembangkan sistem pengetahuan berdasakan postulat metafisika tersebut (hipotetico).
3.        Tahap ilmiah
Azas-azas yang dipergunakan diuji secara positif dalam proses verivikasi yang objektif (verifikatif).





Proses perkembangan ilmu pengetahuan
DEDUKSI
:
Berdasarkan pengalaman-pengalaman atau teori-teori atau dogma-dogma yang bersifat umum dilakukan dugaan atau hipotesis
HIPOTESIS
:
Dugaan yang ditarik berdasarkan teori-teori, dogma-dogma, atau pengalaman-pengalaman
VERIVIKATIF
:
Proses pembuktian untuk hipotesis-hipotesis melalui penelitian
INDUKSI
:
Hasil penelitian tersebut disusun ke dalam suatu teori yang umum





Ilmu dan penelitian
Ilmu adalah suatu pengetahuan yang terurai secara sistematis dan terorganisasi, mempunyai metoda dan bersifat universal.
Penelitian adalah suatu upaya penyelidikan yang hati-hati dan secara teratur terhadap suatu objek tertentu untuk memperoleh suatu kebenaran atau bukti kebenaran.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan dalam menyusun suatu pengetahuan yang sistematis dan untuk mencapai sifat yang universal, ilmu memerlukan metode tertentu yang disebut “penelitian”.
Menurut Almack (1930) hubungan ilmu dan penelitian ini sebagai “hasil” dan proses. Penelitian adalah prosesnya dan ilmu adalah hasil dari proses tersebut.
Sedangkan menurut Whitney (1960) menyatakan bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Hal ini dapat diterima karena ilmu itu tidak statis, tetapi berkembang dan dalam perkembangan ilmu selalu mengikuti suatu proses dan proses ini adalah penelitian.
Jadi  penelitian pada prinsipnya adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kebenaran empiris.




Landasan Ilmu
1.         Landasan ontologis
Merupakan objek yang ditelaah ilmu. Ilmu harus mempunyai objek telaah yang jelas.
2.        Landasan epistemologi
Cara yang dipergunakan untuk mengkaji atau menelaah objek sehingga ilmu tersebut diperoleh.
3.        Landasan aksiologi
Berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam kehidupan manusia.

Sarana berpikir ilmiah :
1.         Bahasa
Merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah, dan untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
2.        Logika
Diperlukan untuk melakukan penalaran ilmiah
3.        Matematika
Berperan dalam berpikir induktif
4.        Statistika

Berperan dalam berpikir deduktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar