Pengetahuan dan Ilmu
Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu manusia.
Pengetahuan itu diperoleh dari proses pengideraan. Kita tahu buah jeruk
berwarna kuning tentunya dari hasil penglihatan. Pengetahuan sekedar
menjawab pertanyaan “what”, misalnya
apa itu perawat, apa itu obat, apa itu nierbeken, dan sebagainya.
Ilmu (science)
Ilmu
dapat dikatakan sebagai pengetahuan. Namun, pengetahuan belum tentu dapat
dikatakan sebagai ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai sasaran
tertentu, mempunyai metode pengkajian
yang sistematis dan mendapat
pengakuan secara universal.
Ilmu
akan menjawab pertanyaan “why” dan “how”, misalnya mengapa perawat diberi
gaji, mengapa antipiretik bisa menurunkan demam, mengapa nierbeken bentuknya
bengkok seperti ginjal
Makna ilmu :
1.
Secara luas : merupakan seluruh pengetahuan ilmiah sebagai suatu kesatuan.
2.
Khusus : merupakan masing-masing
pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok masalah tertentu. Misalnya : toksikologi, parasitologi, anatomi, dan sebagainya.
Syarat pengetahuan
dapat dikatakan sebagai
ilmu :
a.
Memiliki
objek kajian
b.
Memiliki metode pendekatan
c.
Disusun secara sistematis
d.
Bersifat universal (mendapat
pengakuan secara umum)
Ilmu dan Filsafat
Filsafat
berasal dari kata “filo” artinya
cinta atau menyenangi dan ‘sofia”
artinya bijaksana. Jadi filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan. Lingkup kajiannya filsafat tidak hanya terbatas pada fakta-fakta saja, tetapi juga sampai jauh di luar fakta, sampai kemampuan logika
manusia.
Ilmu
mengkaji kebenaran dengan bukti logika atau jalan pikiran manusia. Dengan
perkataan lain, batas kajian ilmu adalah fakta, sedangkan batas kajian filsafat
adalah logika atau daya pikir manusia.
Ilmu
menjawab atas pertanyaan “why”
dan “how” sedangkan filsafat menjawab
pertanyaan “why and why and why” dan seterusnya sampai jawaban paling akhir
yang dapat diberikan oleh pikiran atau akal budi manusia.
Dalam perkembangan
filsafat menjadi ilmu terdapat tahap peralihan, dimana bidang pengkajian
filsafat menjadi lebih sempit, tidak lagi menyeluruh, tetapi sektoral. Namun
masih berdasarkan norma-norma filsafat.
Selanjutnya ilmu menyatakan dirinya otonom dari konsep-konsep filsafat
dan bertumpu sepenuhnya pada hakekat alam sebagaimana adanya. Pada akhirnya
ilmu didasarkan atas penemuan-penemuan.
Dalam menyusun
teori-teori ilmu pengetahuan tentang alam dan isinya, manusia tidak lagi
menggunakan metode normatif deduktif, tetapi kombinasi antara deduktif dan
induktif. Selanjutnya proses ini dikenal sebagai “Metoda deducto hipotetico
verivikatif” dan metode ini dipakai sebagai dasar pengembangan metode ilmiah
yang dikenal dengan metode penelitian. Metode ilmiah inilah yang akan
menghasilkan ilmu.
Deduktif : konsep
berpikir dari hal-hal yang bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus.
Induktif : konsep
berpikir dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifat umum.
August Comte (1798-1857)
membagi 3 tingkat perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu :
1.
Tahap religius
Menyatakan bahwa azas religilah
yang menjadi postulat atau dalil ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi atau
penjabaran dari ajaran religi (deducto).
2.
Tahap metafisik
Orang mulai berspekulasi atau
berasumsi atau membuat hipotesis tentang metafisika (keberadaan) wujud yang
menjadi objek penelaahan yang terbahas dari dogma religi dan mengembangkan
sistem pengetahuan berdasakan postulat metafisika tersebut (hipotetico).
3.
Tahap ilmiah
Azas-azas yang dipergunakan diuji
secara positif dalam proses verivikasi yang objektif (verifikatif).
Proses perkembangan
ilmu pengetahuan
DEDUKSI
|
:
|
Berdasarkan pengalaman-pengalaman atau teori-teori atau
dogma-dogma yang bersifat umum dilakukan dugaan atau hipotesis
|
HIPOTESIS
|
:
|
Dugaan yang ditarik berdasarkan teori-teori,
dogma-dogma, atau pengalaman-pengalaman
|
VERIVIKATIF
|
:
|
Proses pembuktian untuk hipotesis-hipotesis melalui
penelitian
|
INDUKSI
|
:
|
Hasil penelitian tersebut disusun ke dalam suatu teori
yang umum
|
Ilmu dan penelitian
Ilmu adalah suatu
pengetahuan yang terurai secara sistematis dan terorganisasi, mempunyai metoda
dan bersifat universal.
Penelitian adalah
suatu upaya penyelidikan yang hati-hati dan secara teratur terhadap suatu objek
tertentu untuk memperoleh suatu kebenaran atau bukti kebenaran.
Dengan demikian, dapat
diambil kesimpulan dalam menyusun suatu pengetahuan yang sistematis dan untuk
mencapai sifat yang universal, ilmu memerlukan metode tertentu yang disebut “penelitian”.
Menurut Almack (1930)
hubungan ilmu dan penelitian ini sebagai “hasil” dan proses. Penelitian adalah
prosesnya dan ilmu adalah hasil dari proses tersebut.
Sedangkan menurut
Whitney (1960) menyatakan bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses,
hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Hal ini dapat diterima
karena ilmu itu tidak statis, tetapi berkembang dan dalam perkembangan ilmu
selalu mengikuti suatu proses dan proses ini adalah penelitian.
Jadi penelitian pada prinsipnya adalah metode yang
digunakan untuk memperoleh kebenaran empiris.
Landasan Ilmu
1.
Landasan ontologis
Merupakan objek yang ditelaah
ilmu. Ilmu harus mempunyai objek telaah yang jelas.
2.
Landasan epistemologi
Cara yang dipergunakan untuk
mengkaji atau menelaah objek sehingga ilmu tersebut diperoleh.
3.
Landasan aksiologi
Berhubungan dengan penggunaan
ilmu tersebut dalam kehidupan manusia.
Sarana berpikir ilmiah :
1.
Bahasa
Merupakan alat komunikasi verbal
yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah, dan untuk menyampaikan jalan
pikiran tersebut kepada orang lain.
2.
Logika
Diperlukan untuk melakukan
penalaran ilmiah
3.
Matematika
Berperan dalam berpikir induktif
4.
Statistika
Berperan dalam berpikir deduktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar