MATERI TWK CPNS : IMPLEMENTASI NASIONALISME DALAM SEJARAH PERJUANGAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Penulis : Manotar Sinaga M.Kes
1. Pengertian dan Hakikat Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Secara umum, nasionalisme adalah paham kebangsaan yang menumbuhkan kesadaran terhadap kesatuan dan identitas suatu bangsa, serta tekad untuk mengatur nasib sendiri secara bebas dari dominasi bangsa lain.
Dalam konteks Indonesia, nasionalisme merupakan semangat kebangsaan yang tumbuh dari pengalaman penderitaan bersama akibat penjajahan, yang kemudian membentuk tekad kolektif untuk mencapai kemerdekaan, kesatuan, dan kedaulatan bangsa.
Nasionalisme Indonesia memiliki karakteristik khas:
Tidak bersifat agresif atau chauvinistik (tidak merendahkan bangsa lain).
Berdasarkan nilai kemanusiaan universal dan persaudaraan bangsa-bangsa.
Berakar pada budaya gotong royong dan keadilan sosial.
Soekarno (1930) menyebut nasionalisme Indonesia sebagai “nasionalisme yang berperikemanusiaan”, yakni nasionalisme yang tidak menutup diri dari bangsa lain, melainkan bekerja sama atas dasar kesetaraan.
Sementara Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa nasionalisme sejati harus dibangun atas dasar budi pekerti, kebudayaan, dan keadilan sosial.
2. Latar Belakang Munculnya Nasionalisme di Indonesia
Perkembangan nasionalisme Indonesia merupakan hasil dari proses panjang, baik karena pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal.
a. Faktor Internal
1. Penderitaan akibat penjajahan kolonial
Rakyat Indonesia hidup dalam penindasan ekonomi (tanam paksa, kerja rodi), politik (tidak punya hak menentukan nasib sendiri), dan sosial (diskriminasi rasial).
Kesadaran untuk melawan muncul karena penderitaan bersama ini.
2. Kenangan akan kejayaan masa lalu
Sejarah kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit menjadi sumber inspirasi bahwa bangsa Indonesia pernah jaya dan mampu berdiri sendiri.
3. Perkembangan pendidikan dan munculnya kaum terpelajar
Sekolah-sekolah seperti STOVIA dan Kweekschool melahirkan generasi terdidik seperti dr. Sutomo, Ki Hadjar Dewantara, dan Cipto Mangunkusumo, yang menjadi pelopor pergerakan nasional.
4. Perkembangan media massa dan organisasi sosial
Surat kabar dan majalah seperti Medan Prijaji (1907) memicu penyebaran ide kesadaran kebangsaan di kalangan rakyat luas.
b. Faktor Eksternal
1. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905) menunjukkan bahwa bangsa Asia bisa mengalahkan bangsa Eropa, menumbuhkan rasa percaya diri bangsa-bangsa Asia, termasuk Indonesia.
2. Perkembangan paham demokrasi, liberalisme, dan nasionalisme di Eropa menginspirasi gerakan kemerdekaan di negara jajahan.
3. Gerakan kebangkitan nasional di negara lain, seperti India dengan Gandhi, Filipina dengan José Rizal, dan Turki dengan Mustafa Kemal Atatürk, menjadi contoh perjuangan modern.
3. Tahapan Implementasi Nasionalisme dalam Perjuangan Kemerdekaan
Implementasi nasionalisme di Indonesia berkembang dalam tiga fase utama: perjuangan bersenjata (tradisional), perjuangan organisasi modern, dan perjuangan menuju kemerdekaan.
a. Fase Perjuangan Bersenjata Tradisional (Sebelum 1908)
Nasionalisme masih bersifat lokal dan spontan, dipimpin oleh tokoh-tokoh daerah seperti:
Pangeran Diponegoro (Perang Jawa, 1825–1830)
Imam Bonjol (Perang Padri, 1821–1837)
Pattimura (Perang Maluku, 1817)
Sultan Hasanuddin (Makassar, 1666–1669)
Meskipun bersifat kedaerahan, perjuangan mereka mencerminkan cikal bakal nasionalisme, yaitu kesadaran untuk mempertahankan tanah air dari penjajah asing.
b. Fase Pergerakan Nasional (1908–1942)
Fase ini menjadi tonggak penting dalam sejarah nasionalisme Indonesia karena perjuangan mulai dilakukan secara terorganisir, modern, dan ideologis.
1. Budi Utomo (1908)
→ Organisasi modern pertama di Indonesia yang memperjuangkan kemajuan pendidikan dan kesadaran persatuan bangsa Jawa.
Makna nasionalisme: menumbuhkan rasa cinta bangsa melalui pendidikan dan kebudayaan.
2. Sarekat Islam (1911)
→ Berawal dari solidaritas pedagang pribumi, lalu berkembang menjadi gerakan politik dan sosial terbesar.
Makna nasionalisme: kebersamaan ekonomi dan persatuan umat untuk melawan penindasan kolonial.
3. Indische Partij (1912)
→ Organisasi politik pertama yang secara terbuka menyerukan kemerdekaan Indonesia.
Didirikan oleh Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hadjar Dewantara.
Makna nasionalisme: kesadaran politik yang melampaui sekat etnis.
4. Perhimpunan Indonesia (1925)
→ Organisasi mahasiswa di Belanda yang mempopulerkan istilah “Indonesia Merdeka”.
Makna nasionalisme: diplomasi politik di tingkat internasional.
5. Sumpah Pemuda (1928)
→ Momentum puncak persatuan nasional: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa: Indonesia.
Makna nasionalisme: simbol kesadaran identitas kebangsaan yang menyatukan seluruh daerah dan suku.
6. Partai Nasional Indonesia (1927)
→ Didirikan oleh Ir. Soekarno untuk memperjuangkan kemerdekaan politik bangsa.
Makna nasionalisme: menegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan harus diperjuangkan secara kolektif.
c. Fase Pendudukan Jepang (1942–1945)
Walaupun berada di bawah kekuasaan baru, semangat nasionalisme justru meningkat karena Jepang membuka ruang bagi tokoh-tokoh Indonesia untuk berorganisasi.
Implementasi nasionalisme terlihat melalui:
Pembentukan organisasi seperti PUTERA, Jawa Hokokai, dan BPUPKI.
Latihan kepemimpinan dan militer (PETA, Heiho) yang menumbuhkan rasa percaya diri bangsa.
Perumusan dasar negara dan UUD 1945 melalui BPUPKI dan PPKI.
Bangsa Indonesia memanfaatkan situasi ini untuk menyiapkan kemerdekaan secara sistematis.
d. Fase Proklamasi dan Mempertahankan Kemerdekaan (1945–1949)
Puncak implementasi nasionalisme adalah Proklamasi 17 Agustus 1945, yang merupakan wujud nyata tekad bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri.
Setelah proklamasi, semangat nasionalisme diwujudkan melalui:
Perjuangan fisik, seperti Pertempuran Surabaya (10 November 1945), Medan Area, dan Bandung Lautan Api.
Perjuangan diplomasi, seperti Perjanjian Linggarjati (1947) dan Renville (1948).
Keduanya menunjukkan bahwa nasionalisme Indonesia bukan hanya semangat melawan penjajah, tetapi juga kemampuan untuk bernegosiasi, bersatu, dan mempertahankan kemerdekaan dengan martabat.
4. Nilai-Nilai Nasionalisme yang Dapat Diterapkan di Masa Kini
Semangat nasionalisme tidak berhenti setelah kemerdekaan diraih. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, nilai-nilai nasionalisme harus terus diimplementasikan, antara lain:
1. Cinta Tanah Air
→ Melestarikan lingkungan, mencintai budaya lokal, dan menggunakan produk dalam negeri.
2. Rasa Persatuan dan Kesatuan
→ Menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan golongan sebagai kekayaan bangsa.
3. Rela Berkorban untuk Kepentingan Bangsa
→ Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan.
4. Disiplin dan Tanggung Jawab
→ Menjalankan tugas sebagai warga negara dengan penuh integritas.
5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
→ Menjunjung tinggi bahasa Indonesia, simbol negara, dan prestasi bangsa di kancah global.
5. Kesimpulan
Implementasi nasionalisme dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia merupakan proses panjang kesadaran kolektif bangsa dari masa penjajahan hingga kemerdekaan.
Nasionalisme Indonesia bukan hanya semangat melawan penjajah, tetapi juga kesadaran untuk membangun persatuan, kemanusiaan, dan keadilan sosial. Nilai-nilai ini harus terus dijaga dan diamalkan agar cita-cita kemerdekaan dapat terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang bermartabat.
Daftar Referensi
1. Soekarno. (1930). Indonesia Menggugat. Jakarta: Balai Pustaka.
2. Ki Hadjar Dewantara. (1935). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Taman Siswa.
3. Sartono Kartodirdjo. (1999). Pengantar Sejarah Indonesia Baru. Jakarta: Gramedia.
4. Nugroho Notosusanto. (1984). Sejarah Nasional Indonesia III & V. Jakarta: Balai Pustaka.
5. Ricklefs, M.C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
6. Kaelan. (2013). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
7. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2017–2020). Buku PPKn dan Sejarah Indonesia SMA/M
A Edisi Revisi.
8. Budianto, A. (2015). Perjuangan Diplomasi dan Politik Bangsa Indonesia. Jakarta: Kemdikbud.
9. Arsip Nasional Republik Indonesia. (2020). Dokumen BPUPKI dan PPKI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar